Kolaborasi Prodi Sosiologi dengan BPBD Sumedang, Tanginas HIMPSI Jabar, dan Psychorescue dalam Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana di Kertamukti Sumedang

Sumedang, 17 Oktober 2024. Program Studi Sosiologi FISIP UIN Bandung dan Fakultas Psikologi UIN Bandung bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Tanginas HIMPSI Jabar, dan Psychorescue telah melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan materi yang bertajuk “Pelatihan Berbasis Mainan untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana”. Kegiatan pematerian ini telah sukses dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta AL-Mumin Pondok, Kabupaten Sumedang, dengan melibatkan narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta peserta yang terdiri dari guru, orang tua siswa, dan siswa kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah.

Dari Program Studi Sosiologi FISIP UIN Bandung dihadiri oleh Dosen Sosiologi kebencanaan yakni Farah Ruqayah, M.Si. dan tiga orang mahasiswa Sosiologi yakni Ade Indriyani, Dhine Putri Aulia dan Dian Widiya.

Sambutan dari perwakilan kepala sekolah menyebutkan bahwa wilayah Kertamukti merupakan salah satu daerah yang rawan bencana, sehingga perlu perhatian lebih dalam menghadapi potensi ancaman.

Dengan adanya pematerian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang mitigasi bencana, khususnya terkait angin puting beliung dan gempa bumi di Desa Kertamukti. Narasumber dari BPBD memberikan pemaparan mendalam mengenai karakteristik kedua bencana tersebut, menjelaskan bagaimana cara mengenali tanda-tanda peringatan dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko.

Menurut Pak Adang selaku narasumber dari BPBD menyampaikan bahwa, “Penting bagi kita untuk memahami materi ini, karena dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat mengantisipasi bencana sebelum terjadi. Bencana bisa datang kapan saja, oleh karena itu, kita harus selalu waspada. Kita akan mempelajari berbagai cara untuk mengatasi risiko bencana. Pada tanggal 19 Oktober nanti juga akan ada kegiatan pelatihan mitigasi bencana yang berbasis permainan, sehingga bisa belajar secara interaktif”.

BMKG Kertajati di Majalengka telah merilis prediksi musim hujan untuk tahun 2024 di Kabupaten Sumedang. Dalam prediksi ini, dijelaskan bahwa bencana alam seperti hujan deras dan angin kencang tidak bisa diprediksi secara pasti dan tidak dapat dicegah. Oleh sebab itu, mitigasi menjadi hal penting untuk mengurangi risiko. Dalam pemberian materi ini, Pak Adang membahas mengenai faktor-faktor yang memengaruhi musim hujan, termasuk analisis data historis, fenomena El Nino dan La Nina, serta dampaknya terhadap pola curah hujan di wilayah Sumedang.

“Ada dua faktor utama yang sering diperhatikan untuk memprediksi kondisi bencana, yaitu arah dan kecepatan angin, serta kondisi laut. Dalam mitigasi bencana, seperti banjir akibat hujan lebat dan gempa bumi, kita harus siap beradaptasi”, ucap Pak Adang.

Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang paling berbahaya dan dapat mengakibatkan kerugian besar, baik dari segi materi maupun jiwa. Oleh karena itu, mitigasi gempa bumi menjadi langkah penting untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang strategi mitigasi gempa bumi dan pentingnya persiapan bagi masyarakat. Dalam era di mana bencana alam semakin sering terjadi, kesiapsiagaan bencana menjadi hal yang sangat penting, terutama bagi anak-anak. Selain itu, anak-anak juga diharuskan untuk mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi barang-barang penting untuk memastikan keselamatan dalam situasi darurat ketika terjadi bencana.

Di akhir tahun 2023, gempa bumi dengan kekuatan sedang, mengguncang Sumedang. Dalam situasi darurat seperti gempa, hal yang paling penting adalah menyelamatkan korban dengan luka berat terlebih dahulu, karena prinsip utama dalam penanganan korban adalah untuk tidak menambah korban baru.

Ada tiga tahap dalam mitigasi bencana. Pertama, tahap pra-bencana di mana kita harus melakukan persiapan dan pencegahan. Kedua, saat terjadi darurat, kita perlu tahu bagaimana merespons bencana secara tepat. Ketiga, tahap pasca-bencana, yang berfokus pada pemulihan dan rehabilitasi setelah bencana terjadi.

Dalam akhir seminar, dilakukan sesi praktik dan simulasi untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa ketika ada gempa bumi. Simulasi ini bertujuan untuk melatih kesiapan dalam menghadapi gempa bumi, dengan memperagakan langkah-langkah evakuasi saat kejadian berlangsung.

Partisipasi orang tua dan guru sangat penting dalam mendukung kesiapsiagaan bencana. Pemberian materi ini diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun budaya kesiapsiagaan bencana di kalangan siswa, guru, dan orang tua, sehingga dapat lebih siap menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi di waktu yang tidak dapat diprediksi.

“Allah akan menolong ketika kita berniat untuk menolong” – Pak Adang.

Pewarta: Dian Widya

Editor: Farah Ruqayah