Bandung, 27 Oktober 2024 – Mahasiswa Program Studi Sosiologi Semester 1 Kelas C Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (UIN SGD Bandung) mengadakan tour lapangan pada Minggu, 27 Oktober 2024, dari pukul 07.30 hingga 13.30 di Museum Gedung Pakuan, yang terletak di Jl. Cicendo No 1, Babakan Ciamis, Kota Bandung.
Tur lapangan ini merupakan bagian dari program mata kuliah yang diampu oleh Ulfah Karimah Yamani, M.Sos. Kegiatan ini bertujuan untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis dalam situasi nyata. Mahasiswa diajak untuk mengeksplorasi kekayaan sejarah dan budaya yang terdapat di gedung bersejarah ini, sehingga mereka dapat melihat dan memahami konteks sejarah secara langsung.
Selama kegiatan, mahasiswa diajak mengeksplorasi berbagai ruangan yang ada di museum, termasuk lukisan, makanan tradisional khas jawa barat, kesenian seperti batik dari cirebon dan garut, dan pameran tentang galeri sejarah yang menampilkan informasi mengenai sejarah Gedung Pakuan serta perannya dalam sejarah Indonesia. Gedung Pakuan dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Ch.F. Pahud seiring pemindahan ibu kota Karesidenan Priangan dari Cianjur ke Bandung. Proses pemindahan ini dilaksanakan oleh Residen Van der Moore pada tahun 1864, setelah letusan Gunung Gede menghancurkan Cianjur. Pembangunan Gedung Pakuan berlangsung dari tahun 1864 hingga 1867. Pada tahun 1990, gedung ini mengalami pemugaran yang menelan biaya lebih dari satu miliar rupiah, sesuai harapan Pangeran Bernhard. Saat ini, Gedung Pakuan berfungsi sebagai rumah dinas dan tempat kediaman resmi Gubernur Jawa Barat.
Gedung Pakuan sendiri sebuah karya arsitektur yang memikat dengan desainnya yang klasik dan megah. Dengan desainnya yang dibangun menggunakan gaya arsitektur Indische Empire Stjil (Indies Empire Style), yang merupakan gaya yang populer pada masa kolonial Belanda. Terlihat dari gedung keresidenan yang ukurannya luas, memiliki central room (kamar tidur dan teras), memiliki dapur.
Menariknya, untuk dapat berkunjung ke Gedung Pakuan yang memiliki kemewahan struktur dan keindahan menawan ini tanpa dikenakan biaya. Bahkan, Gedung Pakuan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti area istirahat yang menyediakan tempat nyaman bagi pengunjung untuk bersantai serta air minum gratis sambil menikmati suasana sekitar. Dengan adanya fasilitas ini, Gedung Pakuan tidak hanya berfungsi sebagai kediaman resmi Gubernur Jawa Barat, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan budaya yang menarik bagi masyarakat. Kunjungan ke gedung ini memberikan pengalaman yang berharga dan menyenangkan bagi semua kalangan.
Dengan kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih meningkatkan minat dan motivasi mereka untuk belajar dan menghargai kekayaan sejarah dan budaya yang ada di sekitar mereka.
Penulis: Mahally Qinahya, Nasywa Salimah Khalidiyah, Dimas Ariansyah Sutisna, Sahla Badi, Toriq Akbar Abdullah Prasetyo
Editor: Ulfah Karimah Yamani