Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu program penting dalam kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia, termasuk bagi mahasiswa sosiologi. KKN memberikan kesempatan bagi mahasiswa unt
uk menerapkan pengetahuan teoritis yang telah diperoleh selama studi ke dalam konteks nyata di masyarakat. Dengan demikian, KKN tidak hanya berfungsi sebagai media pembelajaran praktis, tetapi juga sebagai wahana pengembangan diri dan kontribusi nyata mahasiswa kepada masyarakat.Pertama, KKN memungkinkan mahasiswa sosiologi untuk mengembangkan kemampuan analisis sosial mereka. Dengan terjun langsung ke dalam kehidupan masyarakat, mahasiswa dapat mengamati secara langsung fenomena sosial yang terjadi, mengidentifikasi masalah-masalah sosial, serta mencari solusi yang aplikatif. Hal ini sesuai dengan teori fungsionalisme struktural yang dikemukakan oleh Talcott Parsons, di mana setiap elemen masyarakat memiliki fungsi tertentu yang saling berkaitan dan kontribusi mahasiswa melalui KKN dapat menjadi bagian penting dalam menjaga keseimbangan sosial.
Kedua, KKN memperkuat pemahaman mahasiswa tentang dinamika kekuasaan dan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Mahasiswa dapat melihat secara langsung bagaimana kekuasaan dan hierarki sosial beroperasi, serta bagaimana hal tersebut mempengaruhi distribusi sumber daya dan kesempatan di masyarakat. Perspektif konflik yang dipelopori oleh Karl Marx dan Max Weber menjadi relevan di sini, karena mahasiswa dapat mengkritisi dan memahami konflik-konflik yang muncul akibat ketidakadilan dan ketimpangan sosial.
Ketiga, melalui KKN, mahasiswa sosiologi dapat mengembangkan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial. Berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat memungkinkan mahasiswa untuk mengasah kemampuan mereka dalam berkomunikasi secara efektif, empati, dan membangun hubungan sosial yang baik. Ini sangat penting karena, menurut teori interaksionisme simbolik yang dikembangkan oleh George Herbert Mead dan Herbert Blumer, interaksi sosial adalah kunci dalam pembentukan makna dan identitas sosial.
Keempat, KKN membantu mahasiswa dalam mengembangkan sikap kritis dan reflektif terhadap fenomena sosial. Dengan menghadapi berbagai realitas sosial secara langsung, mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis dan reflektif dalam menilai situasi dan mencari solusi. Hal ini sejalan dengan pemikiran Paulo Freire yang menekankan pentingnya pendidikan kritis yang mampu membebaskan individu dari penindasan dan ketidakadilan.
Kelima, KKN juga memperkuat hubungan antara teori dan praktik dalam studi sosiologi. Mahasiswa dapat melihat secara langsung bagaimana teori-teori sosiologi dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata, sekaligus mengevaluasi relevansi dan efektivitas teori tersebut dalam memecahkan masalah sosial. Ini mendukung pendekatan pragmatisme yang dikembangkan oleh John Dewey, di mana pengetahuan harus diuji melalui pengalaman dan praktik untuk memastikan kegunaannya.
Keenam, program KKN berperan dalam membentuk karakter dan kepribadian mahasiswa. Pengalaman hidup di tengah masyarakat dengan segala keterbatasan dan tantangannya akan membentuk sikap tanggung jawab, kemandirian, serta kepedulian sosial yang tinggi. Hal ini penting untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan kepedulian sosial yang tinggi.
Ketujuh, KKN memberikan kontribusi langsung terhadap pembangunan masyarakat. Dengan terlibat dalam berbagai program pembangunan, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan, mahasiswa dapat memberikan sumbangsih nyata bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Ini sejalan dengan teori pembangunan yang menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan untuk mencapai keberlanjutan dan kemandirian.
Kedelapan, pengalaman KKN membantu mahasiswa dalam mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Melalui KKN, mahasiswa dapat mengembangkan berbagai keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja, seperti kemampuan manajemen, kepemimpinan, kerja sama tim, dan problem-solving. Pengalaman ini akan menjadi nilai tambah yang signifikan dalam kompetisi di pasar kerja.
Kesembilan, KKN memperluas wawasan dan pemahaman mahasiswa tentang keberagaman budaya. Tinggal dan bekerja di lingkungan yang berbeda dari kebiasaan sehari-hari akan membuka mata mahasiswa terhadap berbagai aspek kebudayaan, adat istiadat, dan nilai-nilai lokal. Hal ini penting untuk membentuk sikap toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman, yang merupakan nilai fundamental dalam masyarakat multikultural.
Kesepuluh, KKN mendukung misi universitas dalam pengabdian kepada masyarakat. Melalui KKN, mahasiswa tidak hanya belajar dan mengembangkan diri, tetapi juga turut serta dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ini merupakan wujud nyata dari tridharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Oleh karena itu, KKN merupakan bagian integral dari pendidikan sosiologi yang memberikan manfaat besar bagi mahasiswa. Melalui KKN, mahasiswa tidak hanya belajar tentang teori sosial, tetapi juga bagaimana mengaplikasikan teori tersebut dalam kehidupan nyata untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang ada. Dengan demikian, KKN berperan penting dalam membentuk lulusan sosiologi yang kompeten, kritis, dan berdaya saing tinggi, serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
Oleh: Dr. Kustana, M.Si. Ketua Prodi Sosiologi UIN SGD Bandung