Penulis Terbaik STQH Kabupaten Cianjur: Perjalanan Inspiratif Fadhil Fauzan

18-20 Desember 2024, Dalam ajang lomba karya tulis ilmiah Al-Qur’an tingkat Kabupaten Cianjur, Saudara Fadhil Fauzan Ilahi, mahasiswa Program Studi Sosiologi angkatan 2021, berhasil meraih predikat Penulis Terbaik I. Keberhasilannya ini menjadi bukti nyata dari dedikasi, kerja keras, dan semangat juang yang luar biasa meskipun menghadapi berbagai tantangan.

Lomba ini merupakan bagian dari Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) ke-VIII Tingkat Kabupaten Cianjur. Dalam cabang karya tulis ilmiah Al-Qur’an, para peserta ditantang untuk menghasilkan karya tulis berkualitas yang sesuai dengan tema besar lomba.

“Persiapan saya untuk lomba ini bisa dibilang cukup singkat, hanya sekitar satu minggu,” ujar Fadhil. Hal ini disebabkan oleh pemberitahuan mendadak dari pihak LPTQ kecamatan mengenai pendaftarannya sebagai peserta. Kondisi ini semakin menantang karena di saat yang sama, Fadhil juga tengah mempersiapkan sidang proposal penelitian dan menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS). “Jujur saja, persiapannya tidak bisa maksimal karena perhatian saya terbagi ke berbagai hal,” tambahnya.

Tantangan terbesar yang dihadapi Fadhil adalah membagi waktu dan fokus. Dengan persiapan yang terbatas, ia harus bekerja ekstra keras untuk membaca, menganalisis, dan memilih referensi yang sesuai. Selain itu, sistem lomba yang mengharuskan peserta menulis karya tulis langsung di tempat dalam waktu sembilan jam menjadi tantangan tersendiri. Peserta hanya diperbolehkan menggunakan referensi berbentuk fisik, seperti buku, kitab tafsir, jurnal cetak, atau makalah.

Tema besar lomba ini adalah etika komunikasi di media sosial. Fadhil memilih topik cyberbullying karena merasa isu ini sangat relevan dengan kondisi sosial masyarakat saat ini, terutama di era digital. Ia menggunakan QS Al-Hujurat ayat 11-12 sebagai landasan utama, yang memberikan panduan jelas tentang etika menjaga kehormatan dan martabat manusia dalam interaksi sosial.

“Tantangan lainnya adalah bagaimana menyusun tulisan yang sistematis, mendalam, dan sesuai kaidah ilmiah dalam waktu yang sangat terbatas,” jelas Fadhil. Namun, dengan ketekunan dan fokus, ia berhasil menyelesaikan karya tulis yang memenuhi standar tinggi dalam kompetisi tersebut.

Fadhil mengakui bahwa dirinya tidak memiliki intensi besar untuk memenangkan lomba ini. “Bagi saya, lomba ini adalah kesempatan untuk melatih diri dalam budaya membaca, berpikir kritis, dan menulis,” ungkapnya. Ia melihat lomba ini lebih sebagai ajang untuk belajar dan mengembangkan diri, bukan sekadar ajang kompetisi.

Kesuksesan Fadhil dalam lomba ini membuktikan bahwa keterbatasan waktu dan tantangan tidak menjadi halangan untuk meraih prestasi. Dengan semangat belajar dan kerja keras, ia berhasil menunjukkan kualitas terbaiknya sebagai penulis ilmiah. Prestasi ini tidak hanya membanggakan dirinya sendiri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus mengembangkan potensi diri melalui membaca, menulis, dan berpikir kritis.

Penulis: Asyeu Anugrah

Related Posts