Bandung 24 Juli 2025– Program Studi Sosiologi FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan Forum Group Discussion (FGD) bersama Bidang KPPM (Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 24 Juli 2025 ini mengangkat tema “Evaluasi Kurikulum Berdampak” sebagai upaya memperkuat keterkaitan antara kurikulum akademik dengan kebutuhan nyata di masyarakat, khususnya dalam bidang pemberdayaan desa.
FGD ini dihadiri oleh perwakilan dosen dan tim pengembang kurikulum dari Prodi Sosiologi, yang dipimpin oleh Sekretaris Prodi, Rini Sulastri, S.Sos., M.Si. Dalam sambutannya, Rini menyampaikan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan institusi pemerintah dalam merancang kurikulum yang tidak hanya akademik, tetapi juga aplikatif dan berdampak langsung di lapangan.
“Kami ingin memastikan bahwa kurikulum yang kami rancang mampu membekali mahasiswa dengan kompetensi praktis di lapangan, khususnya dalam bidang pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, masukan dari DPMD Jabar sangat kami harapkan untuk memastikan relevansi antara dunia akademik dan praktik sosial di masyarakat,” ujar Rini Sulastri.
Diskusi berlangsung hangat dan produktif. Tim dari DPMD Provinsi Jawa Barat turut memberikan masukan strategis untuk penguatan kurikulum berdampak, terutama pada muatan mata kuliah yang dapat mengembangkan kapasitas mahasiswa sebagai calon fasilitator pemberdayaan di tingkat desa.
Koordinator Penggerak Swadaya Ahli Muda, Ade Sutini, S.K.M., M.A.P., menyampaikan bahwa pemberdayaan tidak hanya soal program, tetapi juga menyangkut pendekatan sosiokultural yang peka terhadap kondisi masyarakat lokal.
“Kurikulum sebaiknya tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga menginternalisasi pemahaman tentang budaya lokal, kesadaran kritis masyarakat, dan pembentukan mental sebagai pemberdaya. Mahasiswa perlu belajar bagaimana membangun hubungan yang setara dan partisipatif dengan warga desa,” ungkap Ade Sutini.
Hal senada juga disampaikan oleh Agustina Rohiani, Fungsional Penggerak Swadaya Ahli Madya DPMD Jabar. Ia menyoroti pentingnya pengenalan konsep Social Innovation Problem dalam pemberdayaan masyarakat sebagai dasar berpikir kritis dan solutif bagi mahasiswa sosiologi.
“Kami ingin mahasiswa memiliki bekal konseptual yang kuat tentang inovasi sosial. Mereka perlu belajar bagaimana mendefinisikan masalah sosial dari perspektif warga, dan bukan sekadar dari indikator birokratis,” ujar Agustina.
FGD ini juga menjadi momen untuk memperkenalkan rencana Prodi Sosiologi dalam mengajukan program fasilitator pemberdaya masyarakat sebagai salah satu muatan pembelajaran. Harapannya, ke depan para lulusan tidak hanya menjadi analis sosial, tetapi juga aktor perubahan di tengah masyarakat.
Dengan adanya kegiatan ini, Prodi Sosiologi berkomitmen untuk terus mengembangkan kurikulum yang adaptif dan transformatif, sejalan dengan kebutuhan pembangunan sosial berbasis pemberdayaan dan keadilan.
Penulis: Azri Syahrul Fazri (Mahasiswa)